EROSI
A. Pengertian Erosi
Erosi adalah peristiwa
pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dll) akibat transportasi angin,
air, es, hujan, pengaruh gravitasi atau akibat aktivitas makhluk hidup. Proses
erosi dapat menyebabkan merosotnya produktivitas tanah dan daya dukung tanah.
Erosi sebenarnya merupakan sebuah proses alami dan baik bagi ekosistem, tetapi
kebanyakan kejadian erosi diperparah oleh aktivitas manusia dalam tata kelola
lahan yang bukuk, penggundulan hutan dan aktivitas merugikan lain.
Gambar 1. Erosi Alur
Sumber:
KKL Fisik Geografi Angkatan 2015
B. Penyebab Erosi/Pengikisan
1. Penyebab Alamiah
·
Faktor Iklim,
besar kecilnya intensitas hujan, rata-rata dan rentang suhu, musim, kecepatan
angin dan frekuensi badai.
·
Faktor geologi
yang juga dapat mempengaruhi terjadinya erosi antara lain adalah tipe sedimen,
batuan, porositas, permeabilitas, kemiringan, jenis dan sifat tanah pada lahan
yang bersangkutan.
·
Faktor biologis,
aktivitas makhluk hidup yang bepengaruh pada kondisi lahan.
2. Aktivitas Manusia
·
Penebangan hutan
yang tidak diimbangi dengan penanaman pohon kembali sehingga dapat menyebabkan
hutan gundul.
·
Konstruksi yang
tidak tertata dengan baik.
·
Alih fungsi
hutan menjadi lahan pertambangan, perkebunan, pertanian, maupun pembangunan jalan.
Gambar 2. Contoh Alih Fungsi Lahan
Sumber: KKL Fisik Geografi Angkatan 2015
C. Proses Terjadinya Erosi
Erosi terjadi melalui 3 tahapan utama, yaitu :
1.
Detachment
Detatchment adalah proses interaksi antara objek
padatan (tanah, batuan, dll) dengan penyebab erosi seperti angin, air,
gelombang laut, ataupun es. Interaksi ini akan menyebabkan pecahnya objek
padatan menjadi partikel-partikel yang lebih kecil dan akhirnya terlepas.
2.
Transportation
Partikel kecil yang terlepas dari objek padatan tadi
akan dibawa ke tempat lain dengan pengaruh pergerakan dari penyebab erosi
tersebut, biasanya dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah.
3.
Depotition / Sedimentation
Suatu saat partikel kecil yang ditransportasikan
tersebut akan terhenti di tempat yang baru. Kemudian partikel ini akan
mengalami pengendapan di tempat yang baru.
Gambar 3. Proses Terjadinya Erosi
Sumber:
www.ilmudasar.com
D. Klasifikasi Macam-Macam Erosi (Pengikisan)
1.
Erosi oleh Air (Ablasi)
Ablasi merupakan erosi
yang disebabkan oleh air mengalir. Gesekan antara aliran air dengan tanah
merupakan penyebab utama terjadinya ablasi. Semakin besar kecepatan dan jumlah
air maka akan semakin cepat terkikisnya tanah atau batuan di dasar lahan
(sungai). Apabila gesekan terjadi terus-menerus, maka akan menimbulkan
perubahan bentuk pada lahan tadi. Erosi yang disebabkan oleh air dapat dibagi
lagi menjadi beberapa kelompok sesuai dengan tingkatan kerusakannya, yaitu :
·
Erosi percik (Splash Erosion), proses pengikisan yang
terjadi karena percikan air. Pengikisan terjadi dalam skala yang sangat kecil.
·
Erosi Lembar (Sheet Erosion), proses pengikisan tanah
yang tebalnya sama (merata) dalam suatu permuakan tanah.
·
Erosi Alur (Rill Erosion), proses erosi yang terjadi
karena air mengalir berkumpul dalam satu cekungan. Erosi ini terjadi karena
terkonsentrasinya air pada tempat terperciknya partikel tanah yang kemudian
membentuk aliran ke bawah. Contohnya adalah timpaan air hujan yang keras pada
suatu lahan tertentu.
·
Erosi Parit (Gulley Erosion), merupakan erosi yang
terjadi sama seperti erosi alur diatas. Tetapi saluran yang terbentuk sudah
sangat dalam sehingga tidak dapat dihilangkan dengan pengolahan tanah biasa.
Suatu erosi baru bisa dikatakan erosi parit apabila mempunyai lebar sekitar 40
cm dengan dalam sekitar 25 cm.
2.
Erosi oleh Angin
(Deflasi)
Deflasi merupakan
pengikisan yang terjadi oleh angin, proses ini banyak ditemukan di daerah gurun
dan pada tempat dengan tiupan angin kencang disertai pasir. Deflasi akan
menghasilkan hasil pengikisan batuan yang berbentuk seperti jamur. Prisip dasar
dari erosi jenis ini sama dengan erosi oleh air, yaitu disebabkan karena
gesekan pergerakan angin dengan objek padatan tertentu.
3.
Erosi oleh Es (Eksarasi)
Eksarasi adalah erosi
yang disebabkan oleh gletser atau es. Eksarasi hanya terjadi pada daerah yang
mempunyai musim salju atau daerah pegunungan tinggi. Gletser atau es akan
membentuk cairan kental yang bergerak, pergerakannya ini akan mengikis bagian
kanan dan kiri lembah gunung. Batuan yang dilaluinya akan tergores kemudian
terkikis oleh gletser.
4.
Erosi oleh
Gelombang Laut (Abrasi)
Abrasi adalah erosi
yang disebabkan oleh air laut. Tinggi rendahnya erosi oleh air laut dipengaruhi
besar kecilnya kekuatan gelombang laut. Beberapa hasil dari erosi oleh air laut
antara lain adalah :
·
Cliff, yaitu
pantai dengan dinding curam dan terjal.
·
Relung, yaitu
cekungan yang terdapat pada dinding cliff.
·
Dataran Abrasi,
hamparan wilayah pendataran.
·
Pantai Fyord,
pantai berleka-lekuk jauh menjorok ke arah dataran.
·
Pantai Skeren,
pantai seperti fyord dengan lekukan yang tidak terlalu tajam.
5.
Korosi
Korosi merupakan jenis
erosi yang hampir mirip dengan deflasi, karena juga disebabkan oleh media
angin. Perbedaannya terletak pada jenis partikel yang dibawa angin tersebut.
Deflasi terjadi karena kekuatan angin tanpa melibatkan partikel di dalamnya,
sedangkan korosi terjadi karena angin membawa butiran pasir atau butrian
batuan.
E.
Dampak Erosi (Pengikisan)
1.
Dampak Negatif
Lahan Kritis
Tempat yang sering terjadinya erosi akan membuat
lahan kritis. Lahan kritis adalah lahan yang mengalami kerusakan sehingga
kehilangan fungsi hidrologi untuk mengatur persediaan air dan fungsi ekonomi
untuk menjadi tempat produksi.
Pendangkalan dan
pencemaran di Dataran Rendah
Dataran rendah merupakan tempat dimana tertimbunnya
partikel-partikel hasil erosi. Pada daerah ini hasil erosi akan mengalami
pengendapan bahan beserta senyawa kimia yang dikandungnya. Pengendapan
tersebuakan mengakibatkan pendangkalan sungai, tertimbunnya tanah subur oleh
lumpur, dan dangkalnya bendungan, bahkan pada beberapa kasus dapat membahayakan
kesehatan karena mengandung senyawa kimia yang beracun.
Kehilangan
Kesuburan Tanah (Daerah yang terkikis)
Tanah yang terkikis akan kehilingan lapisannya
sehingga yang tersisa umumnya kurang subur dan memerlukan tindakan pemupukan.
Berkurangnya
debit air pada sungai, danau dan waduk
Akibat pengendapan hasil erosi yang tertumpuk pada
suatu tempat, biasanya pada sungai, danau dan waduk. Maka erosi dalam jangka
waktu panjang akan mengurangi debit air pada daerah ini karena hasil
pengendapan semakin tebal.
2.
Dampak Positif
Menambah
Kesuburan Tanah (Daerah tempat hasil erosi terhenti)
Tanah yang terkikis biasanya merupakan tanah subur.
Jadi apabila partikel hasil erosi jatuh di tempat yang kurang subur, maka
proses pengendapan tersebut dapt membantu kesuburan tanah, karena partikel
hasil erosi mengandung unsur hara yang penting bagi tanah.
Timbulnya
inisiatif dan kesadaran
Adanya resiko erosi akan membuat kita sadar betapa
pentingnya menjaga lingkungan. Oleh karena itu muncul aktivitas seperti
konservasi terhadap lahan kritis, penanaman pohon, dll.
Berikut adalah
contoh dari simulasi terjadinya erosi atau pengkisan yang diakibatkan oleh air
hujan
Alhamdulillah bermanfaat banar ronikha ae imunya 🙏
BalasHapusKerennya👍👍
BalasHapusvideonya bagus, out of box ya
BalasHapus